- Awalan
Tahap pertama awalan ditandai dengan adanya pengubahan posisi badan dari condong ke depan menjadi tegak, yang berikutnya menjadi condong ke belakang dengan titik berat badan agak direndahkan untuk memperoleh pelencangan tungkai tolak dan ayunan kaki ayun yang lebih panjang pada waktu menolak. Perendahan titik berat badan dilakukan dengan cara melebarkan langkah dan membengkokkan lutut pada setiap langkah lari irama awalan. Tahap lari irama awalan ini dimulai pada langkah yang kedua atau ketiga sebelum menolak.
Tujuan awalan dalam lompat tinggi antara lain : - menciptakan arah gerak horizontal
yang optimal, yang bisa diubah ke dalam kecepatan tolakan vertikal
- mempersiapkan diri untuk
melakukan tolakan melalui irama awalan
- mempersiapkan diri untuk
memperoleh sudut lepas landas yang akan menguntungkan dalam melampaui
mistar.
- Tolakan
Tahap menolak ditandai oleh jejak tumit kaki tolak pada titik tolakan yang jaraknya kira2 80cm. Dari garis di antara kedua tiang mistar. Pada thap ini kecondongan badan ke belakang terlihat jelas, dengan sudut kecondongan tersebut kira-kira antra 100-120 derajat. Tungkai dan tubuh bagian atas garis yang hampir lurus. dari posisi itu, selanjutnya telapak kaki tolak membuat gerak guling dari mulai tumit sampai ujung kaki.
Tujuan tolakan dalam lompat tinggi adalah : - mengubah arah gerak horizontal
ke arah gerak vertikal yang agak curam
- mengembangkan kecepatan
menolak pada sudut lintasan titik berat badan yang optimal
- memperoleh saat-saat untuk
memutar yang diperlukan pada tahap melewati mistar.
- Melewati Mistar
Setelah menolak, tubuh bergerak ke atas dan dan terjadi pengubahan posisi tubuh dari yang hampir vertikal ke posisi horizontal untuk dapat melewati mistar. Sementara itu terjadi putaran pada poros bahu dan panggul sambil bergerak menuju ke arah mistar dengan sikap badan yang agak pasif dan mengendur.
Tujuan melewati mistar dalam lompat tinggi adalah : - membawa titik berat badan
sedikit mungkin pada mistar tanpa menyentuh atau menjatuhkannnya.
- membawa bagian-bagian dari
tubuh melewati mistar dengan nyaman tanpa menyentuh atau menjatuhkannya.
- menciptakan kondisi agar pendaratan dapat dilakukan dengan selamat.
PERALATAN
a. Mistar
Mistar dapat dibuat dari metal atau kayu, berbentuk bulat atau segitiga dengan diameter minimum 25 mm dan maksimum 30 mm, dengan permukaan yang datar / rata pada kedua ujung yang berguna untuk meletakkannya pada papan penopang. Panjang mistar minimal 3,64 m dan maksimal 4,00 m, berat maksimal 2,2 kg.
b. Lintasan awalan dan tempat tolakan kaki
Panjangnya awalan tidak terbatas, dan minimal panjangnya 5 m
c. Tiang penopang
Untuk lompat tinggi semua tiang dapat dipakai asalkan kokoh, cukup tinggi, mudah memasang / menaikkan mistar dengan 5 atau 10 cm
d. Tempat mendarat Tempat mendarat minimal 4 x 5 m, dapat ditutup dengan matras lompat atau karet busa pengalas lompatan
Mistar dapat dibuat dari metal atau kayu, berbentuk bulat atau segitiga dengan diameter minimum 25 mm dan maksimum 30 mm, dengan permukaan yang datar / rata pada kedua ujung yang berguna untuk meletakkannya pada papan penopang. Panjang mistar minimal 3,64 m dan maksimal 4,00 m, berat maksimal 2,2 kg.
b. Lintasan awalan dan tempat tolakan kaki
Panjangnya awalan tidak terbatas, dan minimal panjangnya 5 m
c. Tiang penopang
Untuk lompat tinggi semua tiang dapat dipakai asalkan kokoh, cukup tinggi, mudah memasang / menaikkan mistar dengan 5 atau 10 cm
d. Tempat mendarat Tempat mendarat minimal 4 x 5 m, dapat ditutup dengan matras lompat atau karet busa pengalas lompatan
e. Peraturan lain
Sebelum perlombaan dimulai, seorang juri akan mengumumkan tinggi mistar pertama dan tinggi kenaikan mistar. Seorang pelompat boleh memulai lompatan pada ketinggian mistar yang dia inginkan di atas tinggi mistar minimal / pertama. Tiga kegagalan lompatan berturut-turut, si pelompat tidak berhak meneruskan perlombaan lagi. Tolakan kaki pada lompat tinggi harus dilakukan oleh satu kaki.
Sebelum perlombaan dimulai, seorang juri akan mengumumkan tinggi mistar pertama dan tinggi kenaikan mistar. Seorang pelompat boleh memulai lompatan pada ketinggian mistar yang dia inginkan di atas tinggi mistar minimal / pertama. Tiga kegagalan lompatan berturut-turut, si pelompat tidak berhak meneruskan perlombaan lagi. Tolakan kaki pada lompat tinggi harus dilakukan oleh satu kaki.
f. Peserta
Peserta dapat berlomba tanpa atau pakai spikes dengan sol yang tidak boleh tebal dari 13 mm. giliran pelompatan diberikan 1,5 menit setiap lompatan. Bila terjadi lompatan yang sama (tie), peserta dengan lompatan terkecil pada ketinggian dimana tie terjadi, dia pemenangnya.
Bila tie ini masih sama, peserta dengan jumlah yang gagal terkecil dari perlombaan, dia yang menang. Bila masih sama, peserta yang jumlah lompatannya terkecil dari seluruh perlombaan dia menang. Bila masih sama dan ini berkenaan dengan penentuan juara 1, harus diadu lagi (jump off). Setiap peserta yang terlibat tie untuk menentukan diberi hak melompat satu kali lagi pada ketinggian yang ia gagal. Dan bila tak ada keputusan, mistar akan diturunkan setiap 1 cm setiap lompatan, sampai tie ini dapat dipecahkan
Peserta dapat berlomba tanpa atau pakai spikes dengan sol yang tidak boleh tebal dari 13 mm. giliran pelompatan diberikan 1,5 menit setiap lompatan. Bila terjadi lompatan yang sama (tie), peserta dengan lompatan terkecil pada ketinggian dimana tie terjadi, dia pemenangnya.
Bila tie ini masih sama, peserta dengan jumlah yang gagal terkecil dari perlombaan, dia yang menang. Bila masih sama, peserta yang jumlah lompatannya terkecil dari seluruh perlombaan dia menang. Bila masih sama dan ini berkenaan dengan penentuan juara 1, harus diadu lagi (jump off). Setiap peserta yang terlibat tie untuk menentukan diberi hak melompat satu kali lagi pada ketinggian yang ia gagal. Dan bila tak ada keputusan, mistar akan diturunkan setiap 1 cm setiap lompatan, sampai tie ini dapat dipecahkan
2 komentar:
saya suka dengan olahraga karena dapat membuat jasmani dan rohani kita sehat dan tidak gampang di serang penyakit.
tubuh memang harus dijaga dengan berolahraga
Posting Komentar